top of page

Contoh Ancaman Non Militer di Bidang Politik, Ekonomi, dan Sosial Budaya

  • Writer: RIZKY ANA AWLIJEN
    RIZKY ANA AWLIJEN
  • Aug 12, 2021
  • 2 min read

Meski tidak menggunakan senjata, ancaman non militer perlu diwaspadai oleh setiap negara. Pasalnya, jika dibiarkan, ancaman non militer dapat mengancam kedaulatan dan keutuhan negara serta keselamatan segenap bangsa.Ancaman non militer dilakukan dari kekuatan bersenjata yang terorganisir. Bentuk-bentuk ancaman non militer antara lain perampokan, pembajakan, penyelundupan, perdagangan narkoba dan obat terlarang, imigran gelap, dan pencurian kekayaan alam.

Ancaman non militer dapat berubah menjadi ancaman militer apabila tingkat ancaman tersebut berkembang sampai membahayakan kedaulatan negara, kekuatan wilayah negara, dan kehormatan bangsa. Karena itu, ancaman non militer sama bahayanya dengan ancaman militer dan harus diwaspadai. Ancaman non militer dapat menyerang berbagai bidang, mulai dari politik, ekonomi, hingga sosial dan budaya. Berikut contoh ancaman non militer di berbagai bidang.


1. Bidang Politik



Ancaman non militer di bidang politik dapat bersumber dari luar maupun dalam negeri. Mengutip buku Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan oleh Yusnawan Lubis dan Mohammad Sodeli, ancaman dari luar dilakukan suatu negara dengan melakukan tekanan politik terhadap Indonesia. Contohnya, intimidasi, provokasi, dan blokade politik. Sedangkan, ancaman dari dalam negeri dapat berupa penggunaan kekuatan dalam mengerahkan massa untuk menumbangkan pemerintah yang berkuasa. Contoh lainnya yaitu KKN, korupsi, kolusi, dan nepotisme.

2. Bidang Sosial Budaya


Dari dalam negeri, ancaman di bidang sosial budaya umumnya didorong oleh isu-isu kemiskinan, kebodohan, keterbelakangan, dan ketidakadilan pada masyarakat. Isu tersebut lah yang akan mengancam persatuan dan kesatuan bangsa. Sementara itu, ancaman dari luar timbul sebagai akibat pengaruh negatif globalisasi. Globalisasi sendiri merupakan proses mendunianya suatu hal hingga batas antarnegara menjadi hilang. Contohnya:

  • Munculnya gaya hidup konsumtif.

  • Munculnya sifat hedonisme sehingga memicu perbuatan-perbuatan yang melanggar norma, seperti mabuk-mabukkan, pergaulan bebas, foya-foya, dan sebagainya.

  • Munculnya westernisasi, yaitu gaya hidup yang berorientasi kepada budaya barat tanpa diseleksi terlebih dahulu. Misalnya, meniru gaya pakaian orang-orang barat yang bertolak belakang dengan nilai dan norma di Indonesia. sehingga budaya adat yang ada dalam masyarakat luntur bahkan bisa hilang

  • Muncul sikap individualisme, hanya mementingkan diri sendiri tak peduli dengan orang lain

  • Semangat gotong royong, solidaritas, dan kepedulian semakin memudar.

  • Semakin luntrunya nilai-nilai keagamaan dalam kehidupan bermasyarakat.

3. Bidang Ekonomi

Globalisasi ternyata juga berpengaruh terhadap ekonomi suatu negara. Ketika globalisasi ekonomi terjadi, batas-batas suatu negara akan menjadi kabur sementara keterkaitan antara ekonomi nasional dan internasional semakin erat.

Hal ini menyebabkan peluang masuknya produk luar ke dalam pasar domestik menjadi terbuka lebar. Sehingga, produk dalam negeri mungkin saja akan tersaingi oleh produk luar negeri. Akibatnya, perekonomian dalam negeri menjadi tidak stabil dan dikuasai oleh pihak asing, angka pengangguran semakin meningkat, timbulnya kesenjangan sosial, hingga semakin berkurangnya subsidi yang diberikan kepada rakyat.

Comments


FOLLOW ME

  • Facebook
  • Twitter
  • Instagram

Subscribe Form

©2020 by ARIAWLIJEN EDU. Proudly created with Wix.com

bottom of page